Ditengah
ramainya lalu lintas kendaraan jalan raya di jl, pangeran antasari dan sibuknya
orang-orang dengan berbagai keperluan di kota Banjarmasin masih terlihat
beberapa anak kecil dan remaja mencari nafkah dilampu merah dengan cara
mengamen memakai gitar dan ada juga hanya dengan alat seadanya bahkan ada juga
dengan cara menadahkan tangan mengetuk kaca-kaca mobil dengan wajah miris.
Mereka
anak kecil yang mencari nafkah disana terlihat sudah terbiasa memakai baju
lusuh, tidak di cuci berhari-hari, tidak memakai sandal dan menjadikan lampu
merah sebagai area taman bermain, lari kesana-kemari tidak takut bahaya yang
sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa mereka. Berbeda halnya dengan para remaja
yang biasa mengamen mereka berpenampilan layaknya orang gaul dari negeri barat
dengan gaya rambut di potong tren masa kini, memakai bonel ditelinga , tubuh
bertato , celana robek-robek , membawa gitar layaknya artis yang hendak naik
panggung.
Dunia mereka adalah dunia yang keras sering
berurusan dengan masalah criminal bermasalah dengan satpol pp dan polisi serta
dipandang pemerintah (dinsos kota Banjarmasin) orang-orang yang nakal dan
gagal. Disamping itu memang karena mereka dekat dengan yang namannya penyakit
masyarakat seperti mabuk, penyalahgunaan obat-obatan seperti zinet dll, bahkan
yang termurah adalah penyalahgunaan lem fox dengan cara di hirup, anak kecil
yang mulai merokok dll . serta anacaman anak kecil yang akan di prediksikan
oleh anak-anak jalanan kalo besar dijalanan ini biasanya laki-laki jadi preman
cewek jadi pelacur. Luar biasa dan apa yang sedang terjadi dengan hati ini
sehingga orang-orang yang belum sadar dan seharusnya perhatian dan
menyelamatkan nasib anak bangsa masa depan karena mau tidak mau kita harus
mengakui karena mereka adalah bagian dari anak negeri kita.
Penulis
berfikir apa yang bisa dibantu untuk mereka ? mencoba menganalisis masalah ini
cara-cara yang seharusnya dapat dilakukan secara tepat dan benar untuk mereka,
teringatlah kepada sosok yang mulia yang penuh kasih terhadap manusia yang
sayang dengan orang-orang miskin dan anak yatim sang panglima perang yang gagah
berani dengan perjuangannya yang berat dan seorang diplomator yang ulung yaitu
Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Akhirnya penulis menemukan solusi “orang banjar
ini paling pintar mengaji” gimana kalo ditawarkan kepada mereka belajar mengaji
membaca al-qur’an. Setelah berfikir seperti itu mulailah selang beberapa hari
dari ide itu memberanikan diri turun kejalan di lampu merah. Waktu itu malam
hari sekitar ba’da isya para remaja mengamen di lampu merah dengan tato dan
badan besar sebagian dari mereka serta ada salah satu dari mereka yang mabuk
berat dengan badan berbau alcohol.
Penulis duduk dan mengamati di seberang toko
dekat lampu merah, lewatlah tukang bakso keliling sambil menikmati bakso dan
tangan yang bergetar ketika menyuap santapan karena didepan melihat pemandangan
yang tak biasa disaksikan oleh seorang anak yang baru masuk kuliah semester 1
yang baru lulus sma dan dari kampung hulu sungai. Saya memutuskan untuk pulang
ke kost. Melihat pengalaman yang baru dirasakan itu. terfikirlah perjuangan ini
belum ada apa-apanya dibandingakan perjuangan seorang panglima pemberani yaitu
Nabi SAW.
Dikesempatan
berikutnya malam hari di lampu merah Allah swt menganugrahkan kemudahan untuk
penulis dengan berhasil mendekatkan diri dengan salah satu anak dari anak
jalanan di lampu merah jl.p.antasari, duduk bersama di trotoar lampu merah
layaknya anak jalanan yang sedang mencari nafkah saya bertanya kepada mereka
“ding ini salah siapa pemerintah ya?” jawab mereka satu-satu “kada tahu” (tidak
tahu). Saya berfikir wah ini ketinggian saya salah buat pertanyaan . akhirnya
saya berinisiatif meminta mereka untuk membeli makanan dan minuman untuk makan
bersama-sama sisanya beli sandal pian ya. Karena anak yang saya suruh itu tidak
pakai sandal saat itu. Alhamdulillah dia membawa makanan dan minuman untuk saya
dan anak-anak jalanan dan dia memakai sandal baru. Anak-anak jalanan yang lain
mendekat, kami pun makan cemilan bersama di trotoar dengan berbinacang-bincang
santai dan saya mengenalkan diri padahal disitu orang-orang dengan kendaraannya
lalu lalang entah apa yang mereka fikirkan ketika melihat kejadian waktu itu.
Layaknya makan di restoran mahal dengan tenang dan nikmat bersama orang yang
dicintai perasaan bahagia dan tak terkira padahal keadaan di lampu merah itu
berbeda 100%. Malam-malam berikutnya saya masih memakai cara itu dengan membeli
makan dan berkenalan dengan anak jalanan lainya dan masih sama makannya di
trotoar lampu merah. Akhirnya tepatlah kesempatan saya untuk menawarkan belajar
mengaji membaca al-qur’an dengan cara jitu setelah membaca buku Diplomasi Nabi
Muhammad Saw. Alhamdulillah mereka menerima awalnya 7 anak dan sampai 12- 15
anak mau ikut belajar. Awal pengajian pertama kami di pinjami tempat di kantor
pasar uptd sentra pasar antasari oleh Pak
Aziz (Ketua Kantor Pasar) sampai-sampai disana disediakan makanan dan
minuman untuk anak jalanan yang ikut belajar dua minggu berlangsung saya masih
sendiri mengisi pengajian anak jalanan turun malam jum’at mereka tertarik
dengan metode yang dibawakan yaitu belajar membaca al-qur’an dan curhat
kehidupan serta makan bersama santai.
Saya
memutuskan mencari teman dikampus untuk kegiatan ini Allah mempertemukan saya
dengan Ahmad Zaini (Pemberi Nama Komunitas Mahasiswa Peduli Anak Jalanan
“SYI’AR Jalanan”) Hairin Najerin , Abdurrahman merka adalah kawan-kawan satu
local di IAIN Fak. Tarbiyah Jur.Pendidikan
Bahasa Arab 2012. Kami turun bersama-sama dalam pengajian anak jalanan
setiap malam jum’at.
Kami
juga mulai memperkenalkan komunitas ini kepada kawan-kawan dikampus dan mulai
melebarkan sayap dengan kegiatan-kegiatan creative yang membawa nama anak
jalanan. Mulailah banyak kawan-kawan mahasiswa yang semakin peduli dengan anak
jalanan yang di bina SYI’AR Jalanan. Mulai dari membawa anak jalanan ke
kegiatan kampus, acara-acara ormas, acara-acara kegiatan creative dari program
SYI’AR Jalanan dan perjuangan untuk peduli terhadap nasib anak jalanan dari
pendidikan sampai kesehatan mereka serta hak mereka sebagai warga Negara
Indonesia. Sudah dari tahun 2012 yang lalu di jalankan perjuangan untuk anak
jalanan dengan tetap istiqomah dengan Pendidikan
Agama dan dengan Warna Kegiatan-Kegiatan
Creative dari program SYI’AR Jalanan .Terciptalah konsep yang tepat untuk
anak jalanan Banjarmasin “Bebas dan
Terbina”. Dengan cara KOMPAK dari Pembina SYI’AR Jalanan , Anak jalanan
terbina, Aktivis Organisasi dan Pemerintah.
Perjuangan
ini akan terus dilanjutkan dengan ide-ide yang terkonsep, terstruktur dan
cemerlang dan memiliki dampak positive yang luar biasa bagus, serta tenaga dan
pengorbanan dari relawan untuk anak jalanan , dan do’a serta bantuan dari
seluruh pihak demi tujuan sampai kata “Sukses Bersama” kami raih. Inilah dedikasi
untuk mu Banjarmasin Banua BUNGAS.
By.
SYI’AR Jalanan (Komunitas Mahasiswa Peduli Anak Jalanan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar